Saya yang punya sentimen sendiri dengan Malaysia, ingin menuliskan sebuah ulasan wisata dari negeri saya sendiri "Indonesia" yang jauh-jauh-jauh lebih indah dibandingkan Malaysia. Dalam tulisan ini saya akan menuliskan pengalaman saya ketika berkunjung ke sebuah tempat eksotis di ujung timur pulau jawa, dimana di sana kita bisa melihat "blue fire" alami yang mungkin tidak bisa dilihat di tempat lain manapun di dunia. Saya akan mengajak kalian semua menikmati indahnya kawah ijen di perbatasan Bondowoso - Banyuwangi Jawa timur
Kawah Ijen merupakan salah satu kawah paling asam terbesar di dunia. Yaitu memiliki tingkat keasaman mendekati nol, sehingga bisa melarutkan tubuh manusia dengan cepat. Selain itu, suhu kawah yang mencapai 200 derajat celcius menambah takjub akan kawah yang sangat besar ini. Namun, dibalik semua itu, ternyata kawah ini menyajikan pesona keindahan yang menakjubkan
Saya berkunjung ke kawah ijen terakhir kalinya adalah sekitar 2 tahun lalu, namun masih begitu jelas ingatan saya tentang tempat wisata eksotis satu ini. DIngin udara yang menusuk sampai ke tulang, berhiking sampai dengan ketinggian 2386 mdpl dengan lapisan udara yang tipis membuat saya kelelahan sebelum akhirnya menikmati indahnya panorama kawah ijen. namun pengorbanan yang saya lakukan sangat sepadan dengan pemandangan indah yang saya dapatkan
Kawah Ijen dari atas Gunung Ijen terlihat sangat indah. Kawah ini merupakan danau yang besar berwarna hijau kebiruan dengan kabut dan asap belerang yang sangat memesona. Selain itu, udara dingin dengan suhu 10 derajat celcius, bahkan bisa mencapai suhu 2 derajat celcius, akan menambah sensasi tersendiri.
Saat pagi hari, ketika matahari mulai menyinari kawasan Kawah Ijen, pemandangan yang indah dapat kita nikmati. Kawah Ijen yang berwarna hijau kebiruan akan ditambah cahaya matahari yang berwarna keemasan memantul di kawah tersebut. Di sekitar lereng kawah terhampar pohon Manisrejo yang berdaun kemerahan, sedangkan batuan dinding kawah berwarna belerang, kekuningan, kondisi-kondisi inilah yang membuat panorama alam disini begitu mengesankan untuk dinikmati. Selain itu fenomena alam lain yang terdapat di kawah Ijen yang tidak boleh dilewatkan adalah Blue Fire atau Api Biru, yang muncul di tengah-tengah penambangan sulphur, dan hanya bisa dilihat pada malam hari hingga menjelang dini hari.
Pemandangan menjadi lebih unik lagi ketika dari celah celah tebing curam terlihat begitu banyak para penambang belerang yang naik turun di sela-sela lereng kawah. Sekitar kurang lebih 100 orang membawa bebatuan kekuning-kuningan yang diatas pundaknya terlentang sebatang bambu dengan sejenis keranjang bambu yang dipenuhi puluhan kilogram belerang didalamnya yang tergantung disisi kanan kirinya. Beban yang dipikul memiliki berat yang beragam mulai 80 kg sampai dengan 120 Kg. tiap orang mondar-mandir, menggali belerang, naik turun, menuruni lereng beberapa kilometer sebelum beban dijual dipelelangan, dalam sehari dapat terkumpul belerang berkisar 6 sampai 7 ton. Itulah pemandangan alami kawah ijen kesehariannya. Mereka dengan berani mendekati danau untuk menggali belerang dengan peralatan sederhana lalu dipikul dengan keranjang. Para penambang belerang ini mengambil belerang dari dasar kawah. Di sini asap cukup tebal, namun dengan peralatan penutup hidung sekadarnya seperti sarung, mereka tetap mencari lelehan belerang. Lelehan belerang didapat dari pipa yang menuju sumber gas vulkanik yang mengandung sulfur. Gas ini dialirkan melalui pipa lalu keluar dalam bentuk lelehan belerang berwarna merah. Setelah membeku belerang berwarna kuning. setelah belerang dipotong, para penambang akan mengangkutnya dengan cara dipikul melalui jalan setapak. Beban yang dipikul cukup berat antara 80 hingga 100 kg. Para penambang sudah terbiasa memikul beban yang berat ini sambil menyusuri jalan setapak di tebing kaldera yang begitu curam menuruni gunung sejauh 3 kilometer.
hmmmmm.....
Indahnya panorama alam kawah ijen yang sungguh sangat menawan berpadu dengan kerasnya hidup dan perjuangan para penambang belerang di kawah ijen melebur menjadi satu kesatuan yang unik dan menjadi daya tarik lokasi wisata kawah ijen. saya bersyukur dilahirkan di tanah Indonesia dengan seluruh keindahan alam yang tersebar di dalamnya. Meski begitu saya masih berharap akan ada perbaikan kesejahteraan yang lebih baik untuk rakyat negri ini. khusunya para penambang belerang di sekitar gunung Ijen
Baik lah, kawan-kawan tertarik mengunjungi kawah ijen? jika iya, saya akan berbagi tips untuk mengunjungi kawah ijen beserta akses transportasi yang bisa kita gunakan untuk menuju ke sana
check it out
==================================================================================================================================
Jalur Menuju Kawah Ijen
Untuk menuju Kawah Ijen, terdapat dua jalur utama, yaitu dari arah Banyuwangi dan Bondowoso.
Rute Perjalanan dari Banyuwangi
Kota Banyuwangi > Licin > Pal Tuding > Ijen
Jika menggunakan kendaraan umum, dari kota Banyuwangi kita menuju ke terminal Sasak Perot/Banjarsari. Dari sini kita ganti kendaraan minibus jurusan Licin. Jarak Banyuwangi
kota menuju Licin sekitar 15km. Jika menggunakan kendaraan bermotor
roda dua atau mobil pribadi dapat ditempuh sekitar 30 menit. Dari desa
Licin kita menuju kearah Sodong yang berjarak sekitar 8 km, melewati
Jambu bisa ditempuh dengan naik Truk perkebunan atau ojek dan bisa juga
dengan travel karena jalanan mudah di lalui oleh kendaraan. Perjalanan
melewati perkebunan kopi dan cengkeh serta hutan tropika yang indah.
Setelah tiba di Sodong kita melanjutkan perjalanan lagi menuju ke
Paltuding sekitar 10km dengan Truk/Ojek. Paltuding merupakan tempat
bertemunya jalur lewat dari arah Bondowoso dan arah Banyuwangi.Sekitar
6 km sebelum Pal Tuding kita akan melewati jalan yang dinamakan
tanjakan erek-erek yang berupa belokan sekaligus tanjakan berbentuk S,
yang memakan waktu sekitar satu jam, karena jalanan sering rusak oleh
air hujan maupun truk pengangkut belerang setiap hari. Di Pal Tuding
kita harus melaporkan pendakian kita kepada petugas PHPA, dan membeli
tanda masuk. Kita bisa menginap di Pos PHPA ini dengan biaya sekedarnya,
juga menyewa sleeping bag bila diperlukan. Dari sini perjalanan ke
Kawah Ijen memakan waktu 2jam. Dari Pal Tuding perjalanan terus menanjak
melintasi jalan yang cukup lebar dengan pemandangan hutan alam yang
indah. Diperlukan waktu 1,5 jam maka kita akan sampai di Pondok
Penambangan Belerang. Pondok ini dibuat kantor penampungan hasil
belerang yang di dapat dari kawah. Di tempat ini kita bisa membeli
minuman dan makanan ringan. Dari Pondok ini hanya diperlukan waktu 0,5
jam lagi melewati jalanan yang datar kita akan sampai di Kawah Ijen.
TIPSSaat yangpaling tepat untuk menyaksikan keindahan Ijen adalah pada pagi hari. Sebaliknya, lakukan pesiapan yang cukup jika akan melakukan perjalananpada malam hari, karena medannya cukup berat.
- Jika ingin melihat api biru, pendakianminimal dilakukan pada pukul 11 malam, karena api biru terlihat jelas hinggapukul 3 dini hari
-Jangan menggunakan celana berbahan jins,tetapi pilih bahan kain atau celana cargo. Pilih sandal atau sepatu yang nyamandi kaki.
- Gunakan penutup kepala dan telinga sertajaket untukmelawan suhu dingin, gunakan penutup kepala & telinga, serta jaket, dan
- Janganminum terlalu banyak, cukup 1 atau 2 teguk setiap 15 menit, untuk mencegahproses pelambatan metabolism tubuh.
-Jangan lupa membawa masker/penutup hidup karena untuk menujuKawah Ijen, anda harus menyusuri jalan setapak menyusuri tebing kaldera,kadang-kadang asap belerang tertiup angin melewati jalur tersebut.
Selamat Berwisata dan sukseskan Visit Indonesia 2014
Love
-M-
1 komentar:
Post a Comment